Kamis, 17 November 2011

Pacar 5 Langkah - Lelaki Pemberi Harapan



Lima langkah kedepan.. ko yang aku ingat malah kamu BaL, lima langkah ke belakang masih juga kamu Bal, apa aku mesti geser ke kiri dulu yah biar ga ingat ma kamu mulu, karena disebelah kanan aku tetep aja masih ada kamu, masih ada kamu yang lagi megang tangan nya dia..

1. Iseng
5 menit lagi pukul 00:00 , pergantian hari yang menandakan bertambahnya umurku.. Waktu itu kamu nanya ke aku, pertanyaan itulah yang memulai kisah singkat kita… lewat pesan singkat itu..
Bal  : eh bentar lagi lu nambah umur kan?
Me   : iya, trus kenapa ?
Bal  : lu sekarang lagi di luar kota kan?
Me   : iya, kenapa ?
Bal  : kalo lu pulang nanti, bawain gw kelapa yee..
Dalam hati.. “ni orang bener bener isengnya kelewatan, ditanya bukannya dijawab, eh malah minta yang aneh aneh.. ngotot pula harus ada,, seingatku aku dan dia ga begitu dekat juga.. aneh

2. Intens
Setelah insiden kelapa yang sangat tidak penting itu, sepertinya dia cukup intens menanyakan hal hal yang tidak begitu penting, anehnya lagi aku mau saja meladeninya, sepertinya aku sudah memasuki zona “iseng”, zona yang nyaman .. menghibur.
Dengan ke gokilan nya dia, gombalannya dia, bossy ( sok boss ) nya dia, dan care ( perhatian ) nya dia..
Mungkin ini yang namanya “pendekatan”… tapi tetap saja aneh..
Dia kan udah ada cewe, harusnya tidak seperti ini, dan aku… ??, aku kan tau kalau dia udah ada cewe..
“Gila, aku yang niatnya iseng bisa bisa kebabblasan nih”

3. Me-nuntut
Cukup intens dalam berkomunikasi, ternyata tanpa di sadari timbul semacam keinginan untuk menuntut, ajakan yang harus diterima, pesan yang harus dibalas, panggilan telfon yang harus di jawab.. hey kita tidak dalam hubungan apapun.
“Kamu tidak wajar untuk menuntut semua itu“. Fikirku
Hanya saja aku juga tidak bisa menolak, aku malah cukup intens menghubungi dia, walaupun hanya sekedar basa basi,
Iseng – intens – lama lama aku juga akan mulai me-nuntut sesuatu darinya.
Aku akhirnya sadar aku mulai mengikuti permainannya, hanya saja dia selalu menang 1 langkah didepanku.

4. Main Hati
Karena terlalu sering mengiyakan apa yang dia mau, sepertinya dia berkesimpulan bahwa aku mulai menyukainya, dan entah sejak kapan itu, sepertinya aku memang menyukainya.
Dia ada di saat aku benar benar butuh teman untuk mendengarkan keluh ku, dia ada disaat aku butuh orang yang menyemangatiku, dia ada disaat aku butuh ketawa, dan itu sangat berarti.
Dan sepertinya kami benar benar ber-main hati, juga sekaligus mempermainkan hati seseorang lagi, yap seseorang itu pacarnya dia.
Kali ini aku sadar, aku terlalu cepat memasuki zona “main hati” ini.

5. Good Bye
Sampai akhirnya kami sadar, semua ini salah. Bukan menyalahkan perasaanku, ataupun menyalahkan perasaan dia… entahlah apa yang sebenarnya dia rasakan, dia yang lebih tau itu.
Sebelum terlambat,, ini harus selesai… begitu katanya.
Tapi aku suka kamu… balasku waktu itu.
Apa yang kamu harapkan dari aku ??.. tanyanya lagi
Apakah aku bisa berharap… ??... tanyaku juga..
Hanya tersisa tanya, tak ada jawaban lagi, seperti awal dari semua ini, dia hanya bisa bertanya tapi tidak pernah bisa memberi jawaban.


Dan saya masih tetap berada dalam zona “main hati” itu.
Aku berharap langkah ke 5 bisa aku selesaikan..
Dimulai dengan 1 langkah ke kiri teman teman.. :D

*Terinspirasi dari kisah nyata seorang teman... lelaki si pemberi harapan

6 komentar: